Batik Demak dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Cap Tulius
Sementara motif batik yang diproduksi oleh Klaster batik sisik khas Demak adalah:
· Sumping prau · Satwa laut · Pelatuk semanggi · Menoro Demak · Kawung joglo · Bunga truntum · Sekar wahyu bintoro · Ulam segaran · Sekar jagat demak · Taman segaran · Anggur godong semongko | · Semongko tegalan · Belimbing dan jambu · Pantai · Tribuna · Masjid demak · Cupit urang · Lancur · Lele bersisik · Tigo rangsih · Karangmlati · Cokro |
BATIK KHAS KADILANGUBatik yang menjadi ikon Indonesia ternyata tidak hanya di Pekalongan dan Solo saja. Seiring berjalannya waktu di setiap daerah sekarang ini banyak yang membuat batik dengan khas daerah masing-masing. Contohnya saja di Kabupaten Demak, ada beberapa jenis batik, yaitu batik Demak dan batik Demak khas Kadilangu. Batik Demak berbeda dengan batik Demak khas Kadilangu, baik dari motif dan juga sejarah adanya batik tersebut. Berbicara tentang batik, Apakah Anda mengetahui apa itu batik? Kata batik diambil dari kata “ambatik”, yaitu kata “amba” (bahasa jawa) yang berarti menulis dan “tik” yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi, batik adalah menulis atau melukis titik. Secara umum, membatik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara berulang-ulang di atas kain. Lilin malam digunakan sebagai penahan untuk mencegah agar warna tidak menyerap ke dalam serat kain di bagian-bagian yang dikehendaki. Batik merupakan lukisan di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Pada awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Batik terdiri dari berbagai motif dan setiap motif merupakan simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan. Pada perkembangannya, batik menyebar ke kalangan masyarakat umum. Sumber : http://batikcrb.blogspot.com Sejarah Batik Kadilangu Dengan dicanangkannya Visit Jateng 2012, pemerintah Kabupaten Demak merencanakan akan dibuat batik Demak khas Kadilangu sebagai ikonnya. Selain sebagai ikon Visit Jateng, juga sebagai oleh-oleh bagi wisatawan atau peziarah yang berkunjung ke Desa wisata Kadilangu. Untuk merealisasikan rencana tersebut, pemerintah menunjuk kelurahan Kadilangu untuk diadakan pelatihan batik khas Demak pada awal 2011. Dengan adanya pelatihan tersebut, salah satu peserta yang berhasil mengembangkan batik khas kadilangu adalah Ulfa (21) Mahasiswi UNTAG semester 6 jurusan Hukum, juga menggeluti sebagai penyiar radio di Suara Kota Wali, Demak. Mulai berkarya batik dengan ayahnya yang awalnya hanya iseng mengikuti pelatihan untuk mengisi waktu liburan kuliah. Kemudian ayahnya juga tertarik untuk ikut dan mengembangkan bisnis batik khas Demak. Pengembangan batik khas Demak, khususnya kadilangu untuk oleh-oleh para wisatawan dan peziarah makam Walisanga di Kadilangu. Karena selama ini belum ada oleh-oleh khas kadilangu Demak dan untuk mengingatkan orang-orang dengan Kadilangu tumbuhan pace dan kemuning dituangkan dalam corak batik Kedilangu karena di makam banyak tumbuh kemuning dan pace. Motif batik tersebut terinspirasi dari makanan khas pada jaman sunan Kalijaga yaitu Caos Dhahar. Caos Dhahar adalah nasi tumpeng, namun isinya terdiri dari ingkung, lele, ayam bakar, dan daun pace yang dibuat trancak mirip seperti rawon. Ada juga motif daun pace, cening (bunga kemuning yang digabung dengan daun pace), dan Loro Gendhing. Motif buat sendiri berdasarkan HAKI ada 4 yaitu sisik, jambu air, blimbing, dan ornamen yang ada di Masjid Agung Demak sudah di HAKI oleh Disperindag. Setelah selesai pelatihan mereka mendapat bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan sendiri akhirnya mereka membeli bahan-bahan dan produksi sendiri seperti sekarang. Mereka sudah mempu yai showroom, letakya tidak jauh dari makam sunan Kalijaga, tepatnya di depan kelurahan Kadilangu. Selain batik Ulfa membuat oleh-oleh khas Kadilangu yang lain berupa manik-manik seperti gantungan kunci, kalung yang berbentuk pace sehingga masyarakat menengah ke bawah juga dapat membeli oleh-oleh khas Kadilangu. Harga kain batik disini mulai Rp.100.000,- sampai Rp. 1.500.000,- Bergantung warna dan proses pembuatan. Untuk ukuran mereka hanya membuat 2.10 m, ukuran itu dipilih karena mereka mengantisipasi pembeli yang mempunyai badan besar. Yang berbadan kecil atau kurus jangan takut kain batiknya tersisa, karena bisa dibuat gamis untuk yang perempuan. Cara Pembuatan Batik Saat kami observasi, para pekerja sedang libur oleh karena itu kami tidak dapat melihat langsung proses pembuatan batik tersebut. Tetapi narasumber yakni Ulfa menerangkan proses pembuatannya. Langkah-langkahnya yaitu: 1. Pemotongan bahan baku (kain) sesuai ukuran yang digunakan. 2. Mengetel : Menghilangkan kanji dari kain dengan cara membasahi kain tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu kain diuleni setelah rata dijemur sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali. 3. Nglengreng : Menggambar langsung pada kain. 4. Isen-isen : Memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng 5. Nembok : Menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai. 6. Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna. 7. Nglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih (finishing). 8. Pencucian : Setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih kemudian dijemur Pembuatan bergantung cuaca dan pewarnaan apabila warna yang diinginkan banyak, maka proses pembuatan juga akan lama. Pemasaran Pada awalnya pemasaran dilakukan secara lisan yaitu dari mulut ke mulut. Namun setelah adanya Visit Jateng 2012, ada wartawan koran Suara Merdeka datang untuk mengangkat ikon yang ada di Kabupaten Demak. Jadi batik Demak khas Kadilangu dapat dipublikasikan. Kecamatan Dempet juga membeli batik Demak khas Kadilangu untuk seragam oleh istri para Lurah, dipakai pada saat Karnaval yang dilaksakan pada tanggal 7 April 2013. Hal tersebut ditujukan untuk memperkenalkan batik Demak khas Kadilangu. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan mengikuti bazar dan expo diberbagai daerah, misalnya di Pekalongan, Solo dan Jakarta. Sebenarnya batik ini sudah ada permintaan untuk ekspor, namun kendalanya ada pada pegawai yang sulit diajak untuk berkembang. Mereka hanya bekerja saat membutuhkan uang, tidak setiap hari memproduksi. Jika ada pesanan, pemroduksi pun tidak dapat menentukan kapan waktu pembuatan selesai. Gambar Batik |